Platform social media terus berkembang, ada yang bertahan, ada yang semakin popular, dan ada yang meredup. Salah satu platform baru yang muncul di masa pandemi Covid-19 adalah Clubhouse. Darimana lagi, jika bukan dari pusat inovasi dunia, Silicon Valley.
Clubhouse merupakan platform social media yang lahir di tengah pandemi Covid-19. Murni berbasis audio, Clubhouse mendapatkan respon positif dan masif dari kalangan Silicon Valley, yang mungkin ingin lepas dari belenggu social media yang selama ini ada, yang tentunya sangat mengedepankan narsisme tampil visual di sana-sini.
Dengan hanya mengandalkan audio, Clubhouse justru memikat kalangan intelektual dan generasi muda yang merindukan obrolan berkualitas tanpa harus melihat wajah kita secara nyata (Clubhouse hanya memberikan satu lingkaran kecil untuk mengunggah foto kita).
Animo Clubhouse pun sampai ke Indonesia, dan menjadi bikin penasaran karena di awal hanya dapat dinikmati pengguna Iphone. Kedua, keanggotaannya hanya dapat dimiliki dengan referal dari anggota yang sudah lebih dulu masuk. Hal ini menunjukkan tingkat kegaulan seseorang. Bayangkan jika Anda memiliki Iphone namun tak satupun anggota Clubhouse yang mengajak Anda masuk, maka sampai kapanpun Anda tak bisa menjadi bagian dari komunitas ini. Sebaliknya, komunitas yang berada di dalam Clubhouse, saling paham bahwa mereka memiliki likeability yang cukup sehingga cepat bergabung di sini.
Pertanyaan bagi praktisi komunikasi dan Public Relations, yang selalu mencari peluang saluran baru dalam berkomunikasi dengan audience-nya, apakah Clubhouse dapat dijadikan salah satu saluran penting dalam menjalankan strategi komunikasi? Hal inilah yang dibahas oleh beberapa praktisi senior PR dari berbagai kalangan, mulai dari praktisi profesional di bidang konsultan, hingga juru bicara Presiden Republik Indonesia saat itu. Berbagai ulasan pendapat dan pemikiran dilontarkan, terdapat pro dan kontra terutama dalam menyampaikan pesan penting dengan memanfaatkan platform ini.
Industri yang paling banyak memanfaatkan wadah ini dan memiliki ratusan pengunjung di setiap topiknya adalah dalam bidang finansial dan investasi. Setiap malam mereka membahas tren dinamika stok di pasar modal, dan para pakar tak segan membuka sesi tanya jawab bagi siapapun yang ingin bertanya. Ulasannya tajam, didatangi oleh pemain venture capital, pasar modal, dan finansial. Banyak rahasia dan bocoran informasi yang mengalir di kanal-kanal ini.
Pada akhirnya, memang audience-lah yang akan menentukan, apakah platform ini dapat berkelanjutan ataukah hanya euphoria semata. Setahun pun telah berlalu, apakah Clubhouse masih menjadi tren?