SPECIAL INTERVIEW: Fadjar Djoko Santoso VP Corporate Communication, PT Pertamina (Persero)
Sebagai perusahaan holding energi terkemuka milik negara, Pertamina berkomitmen untuk menyediakan energi dan mengembangkan energi baru dan terbarukan dalam rangka mendukung terciptanya kemandirian energi nasional. Membawahi enam Subholding yang bergerak di bidang energi, Pertamina berkomitmen penuh dalam mengkomunikasikan kebijakan ESG (Environment, Social, and Governance) ke pemangku kepentingan internal dan eksternalnya.
Fadjar D. Santoso, VP Corporate Communication, PT Pertamina Persero menyampaikan, “Komitmen kami terhadap Sustainability didorong oleh kesadaran untuk tidak mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka,” Lanjutnya, “Kami memiliki kebijakan Sustainability yang sesuai dengan praktik keberlanjutan bertaraf global sehingga berbagai upaya kami sebagai perusahaan yang ramah lingkungan, bertanggungjawab sosial, dan memiliki tata kelola yang baik, dapat diterima secara nasional maupun internasional, seperti SDG (Sustainable Development Goals, TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosure), dan berpartisipasi aktif dalam UN Global Compact, maupun melaksanakan pengungkapan keberlanjutan yang sesuai dengan standar global.”
Sebagai pembicara pada International Association of Business Communicators Indonesia (IABC) bertema “Sustainability Today, Legacy for Tomorrow” pada Plenary Session 1, di Jakarta, Jumat (14/7/2023), Fadjar memaparkan langkah-langkah komunikasi publik strategis Pertamina dari penetapan tujuan, implementasi, pesan inti, hingga monitoring dan evaluasi dampak melalui beberapa indikator pengukuran.
“Fokus utamanya terletak pada Governance atau Tata Kelola. Strategi pertama adalah Conditioning, yaitu menciptakan informasi terkait implementasi ESG dalam operasionalnya, dan upaya-upaya yang dilaksanakan Pertamina dalam komitmen mendukung program-program ESG,” papar Fadjar.
Kedua, Reminding. “Setiap progress kami komunikasikan kembali melalui media massa maupun media sosial agar pemangku kepentingan tetap melihat konsistensi Pertamina dalam penyelenggaraan ESG.” Lalu ketiga, Developing, yang menciptakan berbagai informasi terkait ESG melalui pihak ketiga, seperti pengamat sosial, pengamat energi, dan sejenisnya.”
“Strategi terakhir adalah Strengthening, dimana kami menginformasikan ESG Rating Pertamina yang semakin baik, untuk mempertahankan kepercayaan investors,” ungkap Fadjar.
Salah satu contoh konkret dari komitmen Pertamina terhadap ESG adalah upayanya dalam mengelola limbah emisi karbon dengan menangkapnya dan mengubahnya menjadi sumber energi. “Kami memikirkan bagaimana emisi-emisi karbon yang dihasilkan dari industri kami dapat menjadi sumber energi lagi. Contohnya di proyek CCS (Carbon Captor Storage). Secara sederhana, emisi yang dihasilkan itu kami tangkap dan kami kumpulkan untuk dijadikan energi lagi sehingga tidak ada emisi yang terbuang ke udara bebas,” jelas Fadjar.
“Upaya ini membuahkan hasil yang baik dimana berdasarkan penilaian independen Sustainalytics, dalam periode dua tahun (2021-2022), Pertamina meraih ESG rating dari 41,6 – severe risk, lalu membaik menjadi 28.1, kemudian menjadi 22,1 – medium risk. Secara sub-industry oil and gas, Pertamina menduduki peringkat ke-2 di dunia untuk ESG nya.”
Pertamina juga turut berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai Net Zero pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan mengembangkan peta jalan dekarbonasi asset dan pembangunan bisnis hijau. Sehubungan dengan hal ini, beberapa inisiatif penurunan emisi baru dari operasional perusahaan, dengan total akumulasi pengurangan sebesar 707.670 ton CO2eq pada tahun 2022. “Kami berhasil menurunkan kurang lebih 7 juta metrik ton emisi, dan total di tahun ini kami sudah berhasil menurunkan emisi sebanyak 31 persen dan harapannya di tahun kedepan dapat semakin tinggi,” imbuh Fadjar.
Misi Pertamina dalam mencapai keberlanjutan tidak hanya mencakup pengelolaan risiko dan peluang yang terkait dengan lingkungan, masyarakat, dan pemerintah, tetapi juga melibatkan komunikasi yang efektif dengan para pemangku kepentingan.
Meski telah mengimplementasikan segenap program, Fadjar mengungkapkan “Mengkomunikasikan ESG masih menjadi tantangan tersendiri bagi kami hingga saat ini, untuk itu kami terus melakukan berbagai strategi dan pendekatan-pendekatan baru agar komunikasi keberlanjutan kami dapat terus digaungkan ke pemangku kepentingan inti Pertamina,” terangnya.
Hingga kini, pencapaian program komunikasi ESG Pertamina berhasil mencapai lebih dari 6.500 artikel pemberitaan yang berkaitan dengan ESG, dengan 90 persen pemberitaan positif. Selain itu, program ini juga memberikan dampak positif terhadap reputasi Pertamina sebagai perusahaan energi berkomitmen pada prinsip ESG secara lokal dan global.