BCA, sebagai salah satu lembaga perbankan terkemuka di Indonesia, terus menetapkan standar tinggi dalam menjaga transparansi, etika, dan kepercayaan publik. Nilai-nilai ini dibahas secara mendalam dalam sesi diskusi panel dengan tema “Trust in Transparency & Ethics: Authenticity Matters”, pada konferensi IABC Indonesia, yang berlangsung pada Jumat, 13 Desember 2024, di Shangri-La Hotel Jakarta. Sesi ini menampilkan panel pembicara terhormat, termasuk Hera F. Haryn, Wakil Presiden Eksekutif Komunikasi Korporat & Tanggung Jawab Sosial BCA, Tri Mumpuni, Anggota Dewan Pengarah Tata Kelola dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Prita Kemal Gani, CEO & Pendiri LSPR Institute of Communication and Business. Sesi ini dimoderatori oleh Elvera N. Makki, Presiden IABC Indonesia, yang dengan cakap memandu diskusi untuk memberikan wawasan berharga bagi semua peserta.
Hera memulai presentasinya dengan menekankan peran penting transparansi dan etika dalam membangun kepercayaan publik, terutama di industri perbankan, di mana kredibilitas sangat penting. Beliau menyampaikan perspektif BCA dalam konteks “Trust in Transparency and Ethics Authenticity Matters.” Ujarnya, “To build a purposeful reputation is a marathon race. Lace up, run on and mark yours!”
Sebagai industri dengan regulasi yang sangat ketat, BCA menghadapi berbagai tantangan, termasuk batasan dalam metode komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas untuk menyampaikan pesan secara efektif. Budaya perusahaan yang kuat, dengan penekanan pada integritas, berperan penting dalam membangun kepercayaan di antara karyawan dan pemangku kepentingan. Perilaku etis memperkuat keandalan dan tanggung jawab, aspek yang sangat penting dalam menjalin hubungan yang kuat dan saling percaya. Selain itu, keaslian atau otentisitas menjadi kunci bagi BCA untuk menonjol dengan membangun kepercayaan dan meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Menyoroti pentingnya keaslian, Hera menekankan bahwa keaslian merupakan salah satu pilar reputasi dan branding perusahaan yang sangat penting. Dalam dunia yang semakin terhubung saat ini, keaslian telah menjadi kebutuhan strategis. Beliau berbagi bagaimana BCA mengintegrasikan keaslian ke dalam budaya perusahaannya, menyelaraskan nilai-nilai bank dengan praktik yang dilakukan. Penyelarasan ini telah membantu BCA mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan baik di dalam organisasi maupun di antara pelanggan dan masyarakat luas.
Dalam sesi ini, Hera juga memberikan wawasan tentang program komunikasi strategis BCA. Secara internal, bank ini memprioritaskan transparansi dan kepemimpinan etis, mendorong kolaborasi dan akuntabilitas di antara karyawan. Secara eksternal, BCA menjalin komunikasi yang konsisten dan terbuka dengan pelanggan serta mitra, menguatkan komitmennya terhadap integritas dan kepercayaan.
Sesi ini semakin diperkuat dengan kontribusi dari panelis lainnya. Tri Mumpuni berbagi keahliannya sebagai Anggota Dewan Pengarah untuk Tata Kelola dari BRIN, membahas bagaimana keberlanjutan, tata kelola, dan praktik etis berinteraksi untuk membangun kepercayaan dan mendorong inovasi. Fokus beliau pada peran tata kelola etis dalam mendukung kemajuan sosial memberikan perspektif yang lebih luas tentang moral dan etika, “Peneliti itu boleh salah, tapi tidak boleh bohong.”
Sementara itu, Prita Kemal Gani memberikan wawasan sebagai CEO & Pendiri LSPR Institute of Communication and Business, dengan menekankan pentingnya komunikasi strategis dalam membangun kredibilitas institusional. Beliau menawarkan strategi yang dapat diterapkan bagi organisasi untuk mengkomunikasikan komitmen mereka terhadap transparansi dan etika, serta membangun kepercayaan di antara berbagai pemangku kepentingan.
Di bawah moderasi Elvera N. Makki, panelis-panelis tersebut terlibat dalam diskusi yang sangat menarik yang menyoroti hubungan erat antara transparansi, etika, dan keaslian. Sesi ini merupakan kombinasi wawasan yang kaya, memberikan peserta take away praktis yang dapat diterapkan di institusi masing-masing.
Hera mengakhiri presentasinya dengan membahas bagaimana BCA menghadapi tantangan dan peluang di era perubahan teknologi yang pesat. Beliau menyoroti komitmen bank ini untuk memanfaatkan inovasi guna meningkatkan transparansi, memenuhi harapan pelanggan, dan mempertahankan praktik etis.